Minggu, 18 Juli 2010

Yngwie Malmsteen dan gunung berapi, adakah kaitannya ?

Yngwie Malmsteen…sosok gitaris Neo-Classic asal swedia yang terkenal karena teknik permainan gitarnya yang menggabungkan antara musik klasik, skill bermain gitar yang tinggi serta kharisma di atas panggung ini pastilah bukan sosok yang asing lagi buat anda. Yngwie Malmsteen yang lahir di Stockholm, Swedia, pada tanggal 30 Juni 1963 ini begitu mengidolakan Jimmy Hendrik, gitaris kidal yang didapuk sebagai dewa gitar. Tercatat beberapa lagu milik sang dewa gitar yang kemudian diaransemen dan dimainkan ulang oleh Yngwie, misalnya lagu Spanish Castle Magic, Voodo Child dan Little Wing yang dimainkan bersama Joe Satriani dan Steve Vai pada G3 Live Concert 2004 di Denver USA.

Kecintaan Yngwie terhadap musik klasik dapat dilihat pada satu album yang berisikan instrumen-instrumen klasik yaitu album Concerto Suite for Electric Guitar and Orchestra in E Flat Minor, OPUS I yang dirilis pada tahun 1998. Dalam album ini Yngwie mengeksplorasi habis-habisan skillnya dalam memainkan musik klasik. Terlihat jelas pengaruh Nicolas Paganini dalam album tersebut. Finale dan Sarabande adalah dua instrumen yang paling saya sukai dari album ini. Harmonisasi nada yang begitu indah dan digabung dengan orkestra menghasilkan intrumen yang begitu indah yang sanggup membuat bulu kuduk saya berdiri. Sejak tahun 1986 – 2009 tercatat Yngwie sudah menelurkan 30 album. Album terakhir yang saya sempat dengar adalah album G3 Live in Concert in Denver 2004. Tahun 2007 saya sempat mencari album Unleash the fury yang rilis tahun 2005. Waktu itu saya cari di Centro Bali yang memiliki koleksi lengkap, namun saya mendapatkan informasi bahwa album tersebut belum masuk ke Indonesia. Dua album terakhir yang rilis tahun 2008 dan 2009 juga saya belum sempat mencari.
Sosok Yngwie yang penampilannya begitu “sangar dan garang” di panggung memang selalu menampilkan performance yang apik dan total di atas panggung. Tapi jangan salah, meskipun anda tidak suka dengan lagu yang berirama cepat dan keras, dari sekian lagu Yngwie, ada juga beberapa lagu yang enak buat didengar, sebut saja lagu Prisoner of your love, Like an Angel, I’d die without you, Forever One dan masih beberapa lagi yang saya lupa judulnya.
Lalu apa HUbungan Yngwie dengan Gunung Berapi ?
Anda tentu tahu Gunung Krakatau. Betul, gunung Krakatau yang terletak di Selat Sunda ini merupakan gunung berapi yang sampai saat ini masih aktif. Krakatau terkenal karena letusannya yang begitu dahsyat pada tahun 1883. Menurut Wikipedia: Letusan itu sangat dahsyat; awan panas dan tsunami yang diakibatkannya menewaskan sekitar 36.000 jiwa. Sampai sebelum tanggal 26 Desember 2004, tsunami ini adalah yang terdahsyat di kawasan Samudera Hindia. Suara letusan itu terdengar sampai di Alice Springs, Australia dan Pulau Rodrigues dekat Afrika, 4.653 kilometer. Daya ledaknya diperkirakan mencapai 30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II. Letusan Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. Dunia sempat gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga New York. Bisa anda bayangkan betapa dahsyatnya letusannya.
Dalam album keempatnya, Oddesey yang rilis tahun 1988, Yngwie memasukkan sebuah instrumen yang diberi judul “Krakatau“. Nama krakatau ini tak lain dan tak bukan adalah merujuk pada gunung Krakatau, lalu apa hubungannya nama Kraktau dengan sebuah lagu ?
Setelah saya dengar sendiri instrumen ini, saya kemudian menyimpulkan bahwa instrumen ini memang dahsyat. Mungkin itu yang menjadi alasan Yngwie memberi judul instrumen ini dengan nama Krakatau. Who Knows…?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar